Foucault dan Masyarakat Kendali

Foucault dan Masyarakat Kendali

Diterjemahkan dari esai Léopold Lambert dalam THE FUNAMBULIST PAMPHLETS///VOLUME 3: DELEUZE

Deskripsi strukturalis tentang kedisiplinan Foucault seharusnya dikenali dalam bidang arsitek. Paradigma arsitektural dari panoptikon jamak dikutip di mana-mana dan menjadi tidak terpisahkan dari karya Foucault di teori arsitektur, terlepas dari kekayaan dari karya-karyanya yang lain. Pun begitu, panoptikon, sebagaimana yang dinalar oleh Jeremy Bentham, ditafsirkan oleh Foucault sebagai sebuah paradigma akan masyarakat terdisiplinkan dan tidak dapat diterapkan lagi pada skema organisasi kiwari di dunia Barat.

Dalam teks yang terkutip di judul bagian ini, Gilles Deleuze, karib dan pengagum Foucault, merangkum paradigma terkini dalam lema Foucauldian dan menyebutnya sebagai “masyarakat kendali” (the society of control). Deleuze menggunakan novel gubahan Franz Kafka berjudul The Trial sebagai sebuah contoh sempurna akan perubahan paradigma tersebut. Kafka memperkenalkan pilihan-pilihan yang ditawarkan pada karakter utamanya, K., sebagai salah satu di antara “vonis tak bersalah yang tampak” di ambang dua pemenjaraan, simbol dari kedisiplinan, dan “penundaan tanpa batas” dari vonis hukuman, yang pantas bagi masyarakat kendali:

Dalam masyarakat disipliner seseorang selalu mengulang kembali (dari sekolah ke barak, dari barak ke pabrik), sementara dalam masyarakat kendali seseorang tidak akan pernah selesai dengan apa pun—korporasi, sistem pendidikan, angkatan bersenjata menjadi kondisi metastabil yang saling mengada dalam modulasi yang tunggal dan sama, sebagaimana sistem deformasi universal.

Deleuze memberi contoh lain untuk menggambarkan bagaimana kendali mengejawantahkan kuasanya atas tubuh:

Felix Guattari telah membayangkan sebuah kota di mana seseorang dapat meninggalkan apartemennya, lajurnya, lingkungannya, berkat kartu elektronik (milik perorangan) yang mampu mengangkat palang yang terberi; namun kartu tersebut dapat pula dengan mudah ditolak pada suatu hari atau di antara jam-jam tertentu; apa yang perlu diawasi bukanlah palangnya melainkan komputer yang melacak posisi setiap orang—terang-terangan atau laten—dan dampak dari sebuah modulasi universal.

Contoh yang sangat mudah ini menggendong implikasi yang luar biasa manusiawi kala contoh tersebut diterapkan dengan harfiah—sebagai contoh, lusinan titik pemeriksaan Israel di Tepi Barat. Ihwal ini pula kala diterapkan secara figuratif, dalam masyarakat Barat yang lebih kita kenali, di mana konsep ‘merdeka’ tidak dapat dipahami di luar sistem kapitalis berfitur aparat. Dengan deskripsinya yang luar biasa tepat akan mekanisme sistem tersebut, Foucault bertindak keras melawannya. Mekanisme-mekanisme berikut tidak lain merupakan umpan serta aparatus tipu-tipu.

Ditulis pada 12 Oktober 2011


Discover more from Kasat Kata Kultur

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a comment